Pengalaman Pertama Naik Travel Malang–Juanda: Dari Jemput Hingga Sampai Bandara

Bagi banyak orang di Malang, perjalanan ke Bandara Internasional Juanda Surabaya bukan hal yang asing. Bandara ini menjadi pintu gerbang utama bagi siapa pun yang ingin bepergian ke luar kota maupun luar negeri. Mahasiswa rantau biasanya memanfaatkan Juanda saat liburan semester untuk pulang kampung. Pekerja rantau mengandalkan Juanda ketika harus menghadiri meeting, perjalanan dinas, atau sekadar liburan bersama keluarga.

Namun, ada satu pertanyaan klasik yang hampir selalu muncul: naik apa ke Juanda?

Saya sendiri pernah mengalami dilema itu. Saat pertama kali harus terbang dari Juanda, saya bingung memilih transportasi. Naik mobil pribadi? Kelihatannya fleksibel, tapi setelah dihitung-hitung ternyata biayanya tidak sedikit. Naik bus atau kereta? Murah, tetapi ribet karena tetap harus sambung ke Juanda pakai taksi atau ojek online.

Akhirnya, saya mencoba sesuatu yang baru: naik travel Malang–Juanda. Pilihan saya jatuh ke Tripple Mice Trans. Awalnya hanya iseng mencoba, tetapi ternyata pengalaman pertama ini justru membuat saya ketagihan.

Kenapa Tidak Memilih Mobil Pribadi?

Banyak orang berpikir mobil pribadi adalah opsi paling nyaman. Bisa berangkat kapan saja, bawa barang sesuka hati, dan tidak harus berbagi dengan penumpang lain. Tapi di balik itu semua, ada banyak hal yang justru memberatkan.

Pertama, biaya bensin dan tol. Sekali jalan Malang–Juanda bisa habis sekitar Rp200 ribuan hanya untuk bensin dan tol. Itu belum termasuk biaya parkir bandara yang mencapai Rp30.000–50.000 per hari. Kalau parkir seminggu, biaya bisa tembus Rp200.000 lebih.

Kedua, capek menyetir. Perjalanan Malang–Juanda rata-rata 2,5–3 jam. Kalau penerbangan pagi, berarti harus berangkat dini hari. Mengemudi dalam kondisi kantuk jelas berbahaya.

Ketiga, merepotkan orang lain. Kalau tidak parkir di bandara, biasanya ada keluarga atau teman yang diminta untuk mengembalikan mobil ke rumah. Itu artinya, orang lain ikut repot demi perjalanan kita.

Dari sini, saya mulai sadar bahwa mobil pribadi mungkin tidak selalu menjadi opsi terbaik.

Kenapa Tidak Memilih Bus atau Kereta?

Pilihan kedua yang sempat saya pertimbangkan adalah naik bus atau kereta. Harganya memang relatif lebih murah, tetapi setelah dipikir lagi, ternyata ribet juga.

  • Kalau naik bus, saya harus ke terminal dulu. Dari kos ke terminal butuh ojek online, yang artinya keluar biaya tambahan.
  • Kalau naik kereta, saya harus berangkat dari Stasiun Malang. Lagi-lagi perlu transportasi tambahan untuk menuju stasiun.
  • Setelah tiba di Surabaya, perjalanan belum selesai. Saya masih harus sambung taksi atau ojek online ke Juanda.

Bisa dibayangkan kalau bawa koper besar, ransel, dan tas laptop, betapa repotnya harus pindah-pindah kendaraan.

Akhirnya Coba Travel Malang–Juanda

Setelah menimbang semua opsi, saya akhirnya mencoba travel Malang–Juanda. Saya menemukan rekomendasi Tripple Mice Trans dengan tarif flat Rp150.000. Harga ini sudah termasuk door to door pick up dan free snack.

Awalnya saya ragu, karena belum pernah naik travel sebelumnya. Tapi setelah booking pertama, saya sadar ini adalah solusi yang selama ini saya cari.

Booking Travel yang Sangat Gampang

Proses pemesanan travel ternyata mudah sekali. Saya tinggal buka website resmi Tripple Mice Trans atau langsung hubungi WhatsApp di 6282234050990.

Saya cukup mengisi detail sederhana: nama, alamat jemput, dan jam penerbangan. Dari pihak Tripple Mice Trans kemudian membantu menentukan jam keberangkatan travel yang sesuai, sehingga saya bisa tiba di Juanda tepat waktu.

Yang bikin lega, saya tidak perlu datang ke pool travel atau antre beli tiket. Semua cukup lewat smartphone.

Hari H: Dijemput Tepat di Depan Kos

Hari keberangkatan akhirnya tiba. Seperti yang sudah dijanjikan, sopir Tripple Mice Trans menghubungi saya sekitar 15 menit sebelum tiba di kos. Bagi saya, ini sebuah hal kecil yang terasa besar. Ada rasa tenang karena saya tidak perlu menebak-nebak atau menunggu dengan cemas. Saya bisa memastikan koper sudah rapi, tas laptop sudah diisi charger, dan semua dokumen perjalanan aman di dalam map. Rasanya nyaman sekali karena saya bisa menyiapkan diri tanpa terburu-buru.

Ketika mobil travel datang, suara mesin yang berhenti di depan kos membuat saya lega. Saya segera turun dengan koper besar, ransel, dan tas kecil. Sopir dengan ramah membantu membuka bagasi. Barang-barang saya masuk dengan rapi tanpa harus saya angkat sendirian. Tidak ada drama bolak-balik ke terminal, tidak ada repot memanggul koper ke stasiun. Semua terasa praktis dan mudah.

Saya pun masuk ke dalam mobil, memilih kursi yang nyaman, lalu duduk dengan tenang. AC sudah menyala dengan sejuk, kursinya empuk, dan suasana mobil bersih. Sopir sempat memastikan apakah semua penumpang sudah siap sebelum berangkat. Perhatian kecil seperti ini membuat saya merasa diperhatikan sebagai penumpang.

Bagi mahasiswa rantau seperti saya, layanan door to door pick up ini benar-benar terasa seperti penyelamat. Tidak semua orang tinggal di pusat kota. Banyak kos yang letaknya agak jauh, masuk gang, atau di wilayah yang jarang dilalui transportasi umum. Tapi Tripple Mice Trans tetap datang menjemput tanpa biaya tambahan. Itu membuat saya merasa lebih dihargai, karena tidak semua travel punya layanan serapi ini.

Dengan sistem jemput langsung ke depan kos, saya bisa berangkat dengan perasaan tenang. Tidak ada rasa khawatir ketinggalan kereta, tidak ada panik mengejar bus, dan tidak ada repot minta tolong teman atau keluarga untuk antar ke stasiun. Semua lebih praktis, lebih efisien, dan jauh lebih ramah bagi mahasiswa rantau yang sering bepergian sendiri.

Suasana di Dalam Mobil Travel

Begitu saya duduk, perbedaannya langsung terasa. Kursinya empuk, tidak keras seperti angkutan umum biasa. AC mobil menyebarkan udara dingin yang pas, tidak terlalu menusuk, tapi cukup membuat badan segar setelah repot menyiapkan barang-barang. Interior mobil juga bersih, tidak ada bau rokok atau debu. Hal-hal kecil seperti ini mungkin sering dianggap remeh, tapi bagi penumpang yang sudah lelah dengan urusan kuliah atau pekerjaan, suasana nyaman sejak awal perjalanan sangat berarti.

Sopir pun menyambut dengan ramah. Ia sempat menanyakan apakah posisi duduk saya sudah nyaman, apakah suhu AC pas, bahkan menawarkan bantuan bila ada barang kecil yang ingin saya letakkan di tempat tertentu. Sebelum berangkat, ia juga memastikan semua penumpang sudah siap, lalu menyampaikan rute perjalanan singkat agar kami tahu gambaran waktu tempuh. Rasanya seperti ada transparansi dan perhatian lebih, bukan sekadar “angkut-antar” saja.

Tidak lama setelah perjalanan dimulai, sopir membagikan snack gratis untuk setiap penumpang. Kedengarannya memang sederhana—sekotak camilan ringan dan sebotol minuman—tapi bagi mahasiswa rantau seperti saya, snack kecil itu memberi kesan hangat. Ada rasa dihargai, ada perhatian yang membuat perjalanan terasa lebih personal. Bahkan saya sempat tersenyum sendiri karena tidak menyangka akan dapat bonus kecil seperti itu.

Perjalanan pun semakin terasa ringan. Karena tidak harus menyetir, saya bisa melakukan apa saja. Saya sempat memejamkan mata untuk tidur sejenak, lalu berganti mendengarkan playlist musik favorit. Di sela-sela itu, saya juga membuka buku yang sudah lama tidak sempat saya baca. Sesekali saya mengobrol dengan penumpang lain—sesama mahasiswa yang kebetulan juga pulang kampung. Obrolan singkat itu membuat suasana makin akrab, seakan kami semua dalam satu perjalanan yang sama menuju rumah masing-masing.

Hal yang biasanya melelahkan, seperti menahan kantuk saat menyetir sendiri atau menunggu lama di terminal, kini tidak saya rasakan. Semua lebih santai, lebih teratur, dan lebih menyenangkan. Saya benar-benar bisa menikmati perjalanan, bukan hanya sekadar “bertahan” sampai bandara.

Perjalanan 2,5 Jam Tanpa Drama

Rute Malang–Juanda biasanya memakan waktu sekitar 2,5–3 jam, tergantung kondisi lalu lintas. Kalau bawa mobil pribadi, saya pasti sibuk menyalakan Google Maps, mikir jalur alternatif, dan tegang setiap kali ada tanda macet di layar. Tapi kali ini, saya benar-benar bebas dari semua itu. Sopir travel sudah sangat berpengalaman, hafal titik-titik rawan macet, bahkan tahu kapan harus masuk tol dan kapan lebih baik lewat jalur biasa. Rasanya lega sekali bisa menyerahkan urusan jalan pada orang yang ahli.

Perjalanan terasa lancar. Mobil melaju stabil tanpa ngebut berlebihan. Saya sempat membuka laptop sebentar untuk mengecek tugas kuliah yang belum selesai. Rasanya menyenangkan bisa memanfaatkan waktu perjalanan untuk hal produktif, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan kalau saya harus nyetir sendiri.

Tidak lama kemudian, kantuk mulai datang. Saya menutup laptop, memakai earphone, lalu memejamkan mata. Entah berapa lama saya tertidur, tapi ketika bangun, saya kaget sekaligus senang karena ternyata sudah hampir sampai Surabaya. Jalanan yang biasanya terasa panjang dan melelahkan, kali ini seolah singkat saja.

Hal kecil seperti bisa tidur nyenyak di perjalanan benar-benar berharga. Bayangkan kalau saya menyetir sendiri: tentu tidak mungkin bisa beristirahat, justru harus menahan kantuk dengan kopi atau camilan. Tapi dengan naik travel, tubuh saya tetap segar ketika sampai di bandara. Saya bisa langsung fokus pada penerbangan tanpa harus menghadapi rasa lelah di awal.

Turun Langsung di Terminal Keberangkatan

Inilah bagian terbaiknya. Mobil travel mengantarkan saya langsung ke terminal keberangkatan Juanda. Tidak perlu repot mencari parkir, tidak perlu sambung taksi atau ojek online. Sopir menurunkan saya tepat di depan pintu masuk.

Saya cukup ambil koper, ucapkan terima kasih, lalu masuk bandara. Semua terasa begitu sederhana.

Refleksi: Kenapa Travel Lebih Unggul

Setelah pengalaman pertama ini, saya jadi paham kenapa banyak orang lebih memilih travel Malang–Juanda.

  • Hemat biaya: cukup Rp150.000 tanpa tambahan bensin, tol, atau parkir.
  • Praktis: dijemput langsung dari kos, diantar sampai bandara.
  • Nyaman: kursi empuk, AC dingin, ada snack gratis.
  • Aman dan tepat waktu: sopir berpengalaman tahu cara mengatur perjalanan.
  • Anti ribet: tidak perlu merepotkan keluarga atau teman.

Sejak itu, setiap kali ke Juanda, saya selalu naik Tripple Mice Trans. Rasanya lebih tenang, lebih efisien, dan jauh lebih menyenangkan dibandingkan opsi transportasi lain.

Kesimpulan: Pilihan Cerdas untuk Mahasiswa dan Pekerja Rantau

Kalau kamu mahasiswa rantau yang ingin pulang kampung saat libur semester, atau pekerja yang sering bolak-balik ke luar kota, travel Malang–Juanda adalah pilihan paling cerdas.

Mobil pribadi bisa bikin boros dan capek. Bus atau kereta bisa bikin repot karena harus sambung transportasi lain. Tapi travel dengan Tripple Mice Trans benar-benar menyederhanakan semua proses perjalanan.

👉 Info lengkap dan jadwal keberangkatan bisa dicek di: Travel Malang Juanda
👉 Atau langsung booking via WhatsApp di 6282234050990

Dengan Tripple Mice Trans, perjalanan Malang–Juanda bukan lagi sesuatu yang melelahkan, tapi bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Cukup duduk santai, biarkan sopir yang bekerja, dan nikmati perjalananmu sampai bandara.

Scroll to Top